Prof. Dr. Makarim Wibisono: Jangan Sampai Indonesia Menjadi Negara Gagal

Prof. Dr. Makarim Wibisono

Tahun 2015 merupakan waktu yang unik tidak saja karena sebagai anggota ASEAN Indonesia akan memasuki Masyarakat ASEAN tetapi juga sebagai suatu negara bangsa, Indonesia akan berusia  70 tahun yang berarti 30 tahun kedepan Indonesia akan mencapai usia satu abad. Sebagai anggota masyarakat yang kritis wajarlah bila memiliki keinginan tahu mengenai bagaimana Indonesia  sebenarnya diusia satu abad? Sudah berkembang majukah seperti prediksi McKinsey, berjalan datar bercirikan stagnasi ataukah menjadi negara gagal (failed states) seperti Yugoslavia, Uni Sovyet dan Syria. Skenario pesimis yang diluncurkan oleh WIKI di dunia maya jelas menggambarkan Indonesia di masa depan akan menjadi failed state dan berkeping-keping menjadi beberapa negara  kecil. Dalam konteks ini, Yayasan Tirta Amarta Paripurna didirikan dengan maksud untuk senantiasa menggelorakan semangat pendiri negara bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menuju negara yang adil, makmur dan sejahtera lahir dan bathin. Dengan demikian Yayasan Tirta Amarta Paripurna selalu berjuang menghindarkan diri agar Indonesia jangan sampai menjadi negara gagal serta berusaha agar Indonesia tidak hanya lari-lari ditempat saja tetapi bergerak progresif menghantarkan bangsa sejajar dengan bangsa-bangsa besar lain di dunia. Kunci utama untuk tetap memelihara momentum kemajuan tersebut adalah kerja keras dengan senantiasa berkreasi secara inovatif mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia serta menangkap secara gesit peluang-peluang yang muncul dari dinamika perjalanan bangsa.

Tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia di tahun 1945 jelas berbeda dengan apa yang dihadapi diabad ke-21. Apabila  Indonesia lahir dari sistim internasional yang bipolar dimana Amerika Serikat dan Uni Sovyet yang menjadi kubu utamanya, saat ini Indonesia harus berjuang dalam sistim multi polar dimana beberapa negara besar ikut menentukan masalah-masalah global utama. Pusat gravitasi ekonomi dunia yang tadinya berada di Amerika Utara sekarang bergeser perlahan-lahan menuju benua Asia dimana Tiongkok, India dan ASEAN berpeluang memainkan peranan penting. Disamping itu tumbuhnya kekuatan Tiongkok sebagai negara ekonomi terkuat didunia juga akan membawa implikasi tidak saja kepada ASEAN sebagai kekuatan regional tetapi juga Indonesia sebagai negara keempat terbesar penduduknya di dunia.

Dalam kaitan ini, Indonesia perlu bergegas mempersiapkan diri menghadapi perobahan-perobahan eksternal yang strategis. Utamanya bagaimana meningkatkan diri agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang kompetitif, produktif, efisien, berinfrastruktur yang maju, tidak menjadi negara ekonominya berbiaya tinggi dan bersih dari korupsi dan jilatan pemburu rente serta  menghormati hukum sebagai panglima  (rule of law). Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh eksploitasi sumber daya alam  dan peningkatan konsumsi semata-mata hanyalah semu bukanlah sesuatu yang kekal. Usaha menggiatkan industri manufaktur, industri baja, otomotif , elektronik, ICT, industri bertekhnologi unggul dan usaha kecil dan menengah  yang didukung oleh sektor pertanian dan pertahanan yang kuat akan menjadi generator yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang luas ditanah air. Yayasan Tirta Amarta Paripurna ingin menyumbangkan diri dengan kajian-kajian strategis maupun melakukan contoh-contoh konkrit dengan melakukan proyek langsung di lapangan. Semoga usaha-usaha ini dapat diterima sebagai amalan komunitas. Masyarakat yang maju tidak saja dirujuk karena berpemerintahan yang kuat, media masanya independen dan berpengaruh serta sektor bisnis berkembang pesat tetapi juga dilihat  bagaimana peranan dari masyarakat sipil (civil society) dalam proses pengambilan keputusan.

admin

Leave a Reply