Diskusi Reboan Membahas Persoalan Ketahanan Energi Nasional

Diskusi Reboan Membahas Persoalan Ketahanan Energi Nasional

Diskusi ini diselenggarakan pada Rabu, 10 September 2014, dihadiri oleh Muhammad Iqbal, Dr. Makarim Wibisono, (alm.) Tubagus Danakusumah, (alm.) Drs. Firdaus Wadjdi, Marsdya TNI (Purn) Ian Santoso Perdanakusuma, Mayjen TNI (Purn) Eddy Firmanto, Dipl.Ing. Fahrizi, DEA, Prof. Dr. Ir. Anton Adibroto, MSc. dan tim Tirta Amarta Paripurna lainnya, membahas persoalan ketahanan energi nasional.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, bahkan hingga dijuluki sebagai surganya dunia. Namun Indonesia dihadapkan pada beberapa persoalan yang menyangkut pengolahan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri yang diolah dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bahkan kini Indonesia menghadapi hambatan kemajuan ekonomi dalam bentuk keterbatasan pasokan energi. Keterbatasan inilah yang membuat bangsa kita masih tertinggal oleh beberapa negara
maju lainnya.

Begitu banyak potensi negeri ini yang belum maksimal digali dan dimanfaatkan. Sesungguhnya bangsa Indonesia mampu berdikari, mandiri, dan lepas dari utang, bila pemerintah jeli dan berkomitmen dalam memanfaatkan potensi-potensi yang ada. Sebagai contoh, kita memiliki kandungan cadangan gas yang sangat besar, yang jumlahnya bisa mencapai 1.000 tcf (gabungan cadangan gas alam, gas metana batubara (GMB), dan shale gas). Sudah seharusnya BUMN melakukan pengendalian dan pengelolaan potensi-potensi tersebut. Potensi itu belum termasuk potensi dari energi terbarukan: tenaga panas bumi (27.000 Megawatt), tenaga air, dan lain lain.

Sekalipun dipandang kaya, Indonesia saat ini sudah menjadi negara pengimpor minyak bumi dan gas. Berdasarkan fakta yang terjadi, Indonesia melakukan impor minyak sebesar 1,5 juta barel perhari, yang akan terus meningkat menjadi 1,9 juta barel perhari hingga tahun 2019. Kebutuhan rakyat akan istrik pun masih belum terpenuhi, karena terhambat oleh pembangunan pembangkit listrik yang belum terbangun, Pembangunan energi berbasis energi terbarukan secara masif masih belum bisa diwujudkan karena masalah tingginya biaya pembangunan, serta kebijakan yang tak mendukung. Mencermati permasalahan di sektor energi ini, sangat dimungkinkan Indonesia akan banyak menghadapi kendala untuk dapat lepas dari income middle trap dibandingkan dengan negara negara tetangganya.

Bagaimana pun Indonesia saat ini tidak bisa melepas ketergantungannya terhadap fossil fuel pada saat ini. Pengembangan energi baru dan terbarukan perlu ditata ulang segera mungkin. Selain dukungan kebijakannya yang integrated, juga dari segi teknikal perlu koordinasi dengan sistem yang ada (yang mayoritas dari energi fossil). Persoalan utama masalah energi di Indonesia adalah adanya birokrasi mahal, sehingga menciptakan ekonomi biaya tinggi. Selain itu tataniaga migas juga harus dibenahi. Lemahnya diplomasi dan ketegasan pemerintah telah menyebabkan bangsa kita juga sulit untuk berdaulat di bidang energi. Gas bumi diharapkan bisa menjadi primadona berikutnya, menyusul turunnya produksi minyak bumi kita yang terusmenerus. Hanya saja dibutuhkan juga infrastruktur yang baik agar lebih optimal.

admin

Leave a Reply